Benarkah Nabi Muhammad SAW Buta Huruf?

Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Ummi yang kemudian dimaknai sebagai buta huruf. Benarkah ummi itu bermakna buta huruf? Kata Ummi disebut satu kali dalam Al Quran surat Al Baqoroh ayat 78 yang bermakna orang-orang yang tidak mengetahui isi Al Kitab (tidak pernah membaca Al Kitab). Zaman dahulu memang Al Kitab tidak dicetak, hanya pendeta/rahib yang memiliki catatan Al Kitab. Orang yang tidak pernah membaca Al Kitab disebut ummi, belum tentu tidak bisa membaca, tapi yang dimaksud adalah belum pernah membaca Al Kitab.

Bangsa Arab disebut oleh yahudi sebagai bangsa yang Ummi, maksudnya bangsa yang tidak tahu isi Al Kitab. Bukan bangsa yang tidak bisa baca tulis. Nabi Muhammad SAW disebut Nabi al Ummi bermakna Nabi dari kalangan bangsa Arab Bangsa Al Ummi).

Peristiwa-peristiwa yang sering dijadikan dalil bahwa Nabi Muhammad SAW tidak bisa baca Tulis:

  1. Peristiwa Awal turunya Al Quran surat Al ‘alaq yang diawali dengan perintah membaca, konteksnya pada saat itu memang Malaikat Jibril tidak membawa tulisan untuk dibaca. Karena memang maksud membaca di situ bukan membaca tulisan, tapi membaca realitas kehidupan. Maka Jawaban Nabi Bahwa beliau tidak bisa membaca, bukan berarti membaca tulisan tapi membaca realitas kehidupan. Yang kemudian ditunjuki dengan ayat-ayat selanjutnya tentang bagaimana membaca realitas kehidupan. Namun peristiwa ini sering dijadikan hujjah bahwa Nabi Muhammad SAW, tidak bisa baca tulis.
  2. Peristiwa perjanjian Hudaibiyah ketika Nabi SAW menyuruh Ali bin Abi Tholib sebagai penulis. Peristiwa ini sering juga dijadikan dalil bahwa Nabi Muhammad SAW tidak bisa baca tulis, makanya beliau menyuruh Ali bin Abi Tholib untuk menulis. Padahal dalam sistem pemerintahan, seorang pemimpin memiliki sekretaris itu suatu yang lumrah.

Fakta-fakta yang bertolak belakang:

  1. sebelum diutus, Nqabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang, dan dalam muamalah sering mendapatkan titipan dagangan tidak hanya dari satu dua orang. Karena beliau terkenal jujur dan dapat dipercaya dan dijuluki Al Amin. Pertanyaanya mungkinkah dalam bermuamalah nabi hanya mengandalkan ingatan tanpa pencatatan.
  2. Nabi adalah yang mengajarkan Alquran dan mengoreksi bacaanya, I’robnya harokat dan sebagainya. Mungkinkan orang yang tidak bisa membaca bisa mengoreksi bacaan?
  3. Nabi itu Fathonah, artinya cerdas. Mungkinkah orang yang cerdas tidak bisa belajar untuk baca tulis. Jika misalkan sebelum jadi Rosul, Nabi benar-benar tidak bisa membaca, apakah setelah 23 tahun Al Quran turun nabi tetap tidak bisa membaca? Atau itu hanyalah fitnah semata, yang kita benarkan tanpa berpikir.